Jiwa kita menanti-nantikan TUHAN. Dialah penolong kita dan perisai kita!

Bacaan:
Mazmur 33:20 
"Jiwa kita menanti-nantikan TUHAN. Dialah penolong kita dan perisai kita!"
Renungan:
  Di dalam kehidupan ini, kita bagaikan rombongan yang hendak mendaki puncak gunung. Kita berusaha untuk mencapai keberhasilan-keberhasilan, ada yang dalam hal bisnis, karier, pelayanan, studi atau sedang berusaha untuk menjadi orang tua atau menantu yang baik. Tidak jarang kita sampai di titik kegelapan di mana kita tidak tahu lagi harus berbuat apa untuk bisa mencapai keberhasilan tersebut.
Sepertinya kita sudah mencari jalan keluar tetapi tetap saja pada posisi yang mentok. Terkadang ada orang yang berusaha memberi jalan keluar namun membuat kondisi kita semakin terpuruk.  Di dalam kondisi tersebut, ingat! Berhenti dan berkemahlah. Pemazmur menyadari bahwa kuasa dan kekuatan manusia tidak bisa menolong seseorang ketika orang tersebut sudah berada pada titik tidak ada harapan. Yang bisa dilakukan hanyalah menanti-nantikan Tuhan. Ini bukan sikap pasif. Ada 3 alasan mengapa seseorang harus diam dan menanti-nantikan Tuhan. Pertama karena dia sadar bahwa apa yang dia miliki tidak sanggup untuk menolongnya. Kedua, ini merupakan wujud keyakinan kepada Tuhan dan pengharapan akan pertolonganNya. Ketiga ini adalah wujud kesabaran untuk menunggu jalan atau cara yang akan diberikan Tuhan sehingga kita bisa bertindak tepat.   Mari tunjukkan bahwa kita adalah orang-orang yang mempunyai Tuhan yang hidup. Menjadi tenang, berdiam diri dan menantikan Tuhan berkarya. Tuhan memberkati.
Doa:
Yesus, dalam keadaanku yang saat ini tanpa harapan, berilah aku ketenangan batin yang penuh, sehingga aku dipenuhi pengharapan bahwa Engkau sedang menyiapkan jalan keluar terbaik untuk masalahku ini. Amin.
Artikel Selanjutnya Artikel Sebelumnya
Belum Ada Komentar :
Tambahkan Komentar
Comment url
Post Terkait :
Jiwa kita menanti-nantikan TUHAN. Dialah penolong kita dan perisai kita!